1) Racerkids - Eno NTRL
Eno NTRL, drummer group band NTRL yang beraliran rock alternatif ini tahu betul tentang gaya berpakaian yang sering dipakai oleh komunitas musik atau anak band. Hal itu tercermin dari merek clothing lokal bernama Racerkids yang bergaya kasual atau streetwear. Aneka macam pakaian dengan desain-desain terbaru Racerkids sangat menggambarkan ciri khas anak muda yang penuh dengan dinamika.
2) Sunday Sunday - Dochi Sadega
Nama Dochi Sadega mencuat dan populer berkat kiprahnya sebagai vokalis dan bassist group bandPee Wee Gaskins (PWG). Penampilan Dochi Sadega di atas panggung acapkali diperhatikan oleh para penggemarnya. Hal itu membuatnya beripikir untuk membuat clothing brand sendiri bernama Sunday Sunday yang kemudian mendapat apresiasi yang positif dari konsumen. Produk-produk terbaru Sunday Sunday dapat dibeli secara online lewat media sosial Instagram maupun toko offline saat ada bazaar/pop market atau di distro-distro tertentu.
3) Rumble Jrx Superman is Dead
Bali merupakan salah satu pulau terindah di Indonesia. Tak Hanya itu,Bali juga melahirkan banyak musisi danseniman yang sukses di kancah internasional. Salah satu diantaranya yang sangat populer di era sekarang adalah Superman is Dead.
Bicara tentang Superman is Dead, ada fakta unik tentang band punk rock yang satu ini. Ternyata, selain aktif manggung keliling Indonesia, masing-masing dari personel band ini juga memiliki core business di bidang lain.
Salah satunya Jerinx (Jrx). Pada tahun 2010, ia bergabung dengan temannya, Adi (pemain bass dari Rockabilly The Hidrant) untuk ikut merintis usaha clothing line bernama Rumble. Jrx tertarik bergabung dengan Rumble karena menurutnya Rumble benar-benar mencerminkan diri Jerinx sebagai anak muda yang urakan, bebas dan rock n’roll.
Awalnya Jrx terinspirasi untuk membuka clothing line karena merasa prihatin dengan selera clothing line lokal di Bali pada waktu itu yang mainstream, cenderung menjiplakdan monoton.Jrx yang sejak kecil senang menggambar, kemudian pada tahun 2004 mencoba untuk membuat sebuah clothing line dengan nama Lonely King.
Pada waktu itu Jrx mengangkat tema film-film noir dan kultur geng motor dan mobil tua. Namun sayangnya Lonely King hanya bertahan selama 3 tahun. Penyebab utamanya adalah karena saat itu Jrx terlalu sibuk mengurus SID dan belum memiliki tim yang solid.
4) Unionwell David Bayu
Diawali dengan penjualan produknya melalui online pada tahun 2013, bisnis clothing line milik David Naif ini semakin menancapkan jati dirinya.
Setelah membuka toko di Jalan Progo 1 Bandung, David dengan brand Unionwellnya yang nyentrik tidak hanya menjual kaos distro saja. Di toko itu, Unionwell juga dilengkapi dengan kedai kopi dan koleksi motor klasik beserta aksesorisnya.
Dengan desain orisinil yang dibuat secara manual dari handmade, produk Unionwell milik David pun kian ramai diminati segmennya. Bahkan peminatnya pun mulai merambah ke mancanegara seperti Amerika,Inggris, Australia dan Perancis.
Sebagai public figure, keberadaan David menjadi magnet tersendiri. Dengan kaos yang bertemakan motor klasik ini, reputasi dan popularitasnya membuat Unionwell dapat dikenal pasarnya dengan cepat.
5) Crnvl Afgan
CRNVL adalah brand distro clothing linemilik seorang penyanyi pop muda berbakat asal Indonesia, Afgansyah Reza. Alumni Universitas Indonesia yang kerap dipanggil Afgan ini mencoba berbisnis clothing line bersama temannya, Nunu.
Pada awal pembentukannya di tahun 2010, brand khusus cowok ini sebelumnya diberi bernama Carnival. Nama Carnival sendiri diambil dari kata “Karnaval”, yang berarti suatu atraksi yang bisa menghibur dan membuat orang lain gembira.
Dari makna ini juga diharapkan CRNVL bisa membawa suatu kebahagiaan dan kebanggaan bagi orang-orang yang memakai produk-produknya. Selain kaos, CRNVL juga menyediakan produk lain berupa kemeja, jogger pants, jaket dan lain-lain.
6) Tsi Tantri Kotak
Bekerjasama dengan beberapa desainer muda, Tantri Kotak merambah dunia bisnis clothing line melalui brand TSI Cloth. Dengan konsep yang ekslusif, harga jual untuk setiap kaos produksi merknya dibandrol dengan harga 200 ribu hingga 300 ribu rupiah per itemnya.
Hal ini tak lain sebagai bentuk apresiasinya kepada produknya. Ia berpendapat bahwa setiap produk TSI Cloth yang diluncurkan adalah karya seni yang sangat bernilai dan sudah seharusnya mendapatkan harga yang layak.
Untuk tema desain clothing line, vokalis Kotak yang bernama asli Tantri Syailindri Ichlasari ini lebih memilihdesain yang sederhana dan kasual. Hal ini pun sejalan dengan passion dan seleranya.
Selain dipasarkan dengan cara konsinyasi pada beberapa distro di Jakarta, TSI Cloth juga dijual secara online melalui jaringan media sosial milik Tantri dan teman-teman dekatnya.
7) Shining Bright Tarra
Sadar jika hidup tak selamanya bergantung pada dunia hiburan, salah satu trendsetter Indonesia, Tarra Budiman mengaku harus mempersiapkannya. Kini Tarra menjalankan bisnis clothing line dengan nama Shining Bright. Dalam proses membangun brand tersebut, Tarra bahkan terlibat langsung sebagai konseptor utamanya.
Tarra mulai membangun Shining Brand pada akhir tahun 2012. Pada brand tersebut, Tarra berperan sebagai konseptor. Sedangkan untuk executor, ia mempercayakan tim kreatifnya sebagai visualisator sekaligus pengawas produksi.
Mantan personel Olga n Friends tersebut mengatakan, bahwa clothing linenya itu memiliki ciri khas yang jarang terdapat di kompetitornya.
Ciri khasnya adalah pada tiap desain yang ia buat selalu memiliki cerita masing-masing. Misalnya, lilin untuk menerangi kegelapan, atau mawar sebagai lambang kasih sayang.
Selain itu, kelebihan produk Shining Bright yang lain adalah dengan dijual secara terbatasMenurut Tarra, tak sedikit penggemarnya yang sangat antusias dengan karyanya ini.Sementara jika menilik dari segi harga, Tarra mengaku kalau busana yang dijual di lini pribadinya itu sangatlah terjangkau. Tarra membanderol kaos produksi brandnya dengan harga 100 ribu sampai dengan 225 ribu rupiah.
8) Anomali Ahmad Dhani
Seperti tak ingin kalah dengan selebriti dan musisi lainnya yang mulai terjun ke dunia bisnis distro / clothing line. Musisi multitalenta yang telah melahirkan sejumlah penyanyi-penyanyi baru ini juga mencoba berbisnis dengan membuat brand clothing line tersendiri. Ia membuat sebuah brand dengan nama Anomali.
Bisnis clothingline dari punggawa Republik Cinta Manajemen ini sudah didirikan pada tahun 2013 bersama penggemarnya di Yogyakarta. Pada Awalnya, bisnis ini hanya menerima penjualan via online di Kaskus.
Ahmad Dhani mengusung brand Anomali sebagai representasi ciri khas dirinya. Bahkan pada sebuah acara di salah satu televisi swasta, Dhani sempat disebut sebagai Mr. Anomali. Logo Anomali yang didirikan oleh Ahmad Dhani mengusung desain api dan segitiga.
Selain itu, label buatannya memiliki ciri khas dengan warna hitam yang dipadu dengan berbagai macam desain, mulai dari yang sederhana hingga fullprint. Mulai dari kaos pendek hingga panjang pun tersedia dalam kaosnya. Hal ini pula yang menjadi daya tarik tersendiri hingga brand tersebut tak henti-hentinya digandrungi anak muda yang ingin bergaya layaknya seorang rock star.
Ketenaran seseorang memang tak ada yang bisa mempediksi sampai kapan akan bertahan. Merencakan masa depan dengan membangun bisnis fashion merupakan salah satu jalan yang ditempuh oleh para selebriti terkenal. Popularitas menjadi kelebihan tersendiri bagi sang selebriti dalam menjalankan bisnisnya dan dapat menunjang pemasaran. Namun demikian, membangun bisnis membutuhkan lebih dari sekadar popularitas agar bisa langgeng dan diterima dengan baik oleh khalayak.